Pages

Senin, 17 Desember 2012

Mengapa AS ‘Men-Teroris-kan’ Jabhah Nushrah dan Menyebutnya Punya Hubungan dengan Al-Qaidah Irak?

Seluruh wilayah Suriah pada Jum’at (14/12/2012) siang kemarin menggelar aksi demonstrasi dukungan kepada Mujahidin Jabhah Nushrah. Demonstrasi mengambil tema “Tidak untuk intervensi Amerika, kami semua adalah Jabhah Nushrah”.

Salah satu aksi demonstrasi yang sangat menarik terjadi di kota Jobar, Provinsi Damaskus. Ribuan warga Muslim menggelar aksi demonstrasi pada Jum’at siang pukul 14.00 waktu setempat. Massa demonstran bergerak dari Masjid Jami’ Ummu ‘Ammarah di kota tersebut.
Tidak hanya diikuti oleh para pemuda dan orang dewasa, demonstrasi tersebut juga diikuti oleh anak-anak dan kaum wanita. Mereka tumpah ruah di jalan raya untuk menyuarakan dukungan kepada Jabhah Nushrah.

Hal yang lebih mencengangkan adalah yel-yel para demonstran. Seluruh demonstran serentak meneriakkan slogal-slogan Islam yang membuat AS, NATO, Israel, Barat dan rezim-rezim Arab boneka Barat gemetar ketakutan.

“Asy-sya’bu yuriidu khilafah Islamiyyah.”

“Jabhah Nushrah…Allahu yahmiikum.”

“Rakyat menginginkan khilafah Islamiyah” dan “Jabhah Nushrah, Allah melindungi kalian” adalah yel-yel yang dipekikkan oleh ribuan demonstran, seperti dilaporkan Koordinator Revolusi Lokal di Damaskus dan stasiun TV pro revolusi, yang dilansir Ugarit TV.

Inilah alasan sebenarnya Amerika Serikat memasukkan Jabhah Nushrah dalam daftar baru kelompok teroris internasional. Inilah alasan sebenarnya AS dan NATO mempersiapkan kekuatan militernya di Turki, tak lain, karena untuk melakukan intervensi militer di Suriah.

AS dan Barat ingin memerangi rakyat dan Mujahidin Suriah yang berjuang demi tegaknya khilafah Islamiyah di bumi Syam. Lalu mereka menyebut Jabhah Nushrah sebagai kelompok “teroris” supaya mereka, AS dan sekutunya, ada alasan untuk intervensi ke Suriah memerangi “teroris”.

Salah seorang pimpinan Ikhwanul Muslimin Suriah menentang pernyataan Amerika yang men”teroris”kan kelompok Mujahidin jabhah Nushrah. AS berdalih, jabhah Nushrah adalah kelompok yang berasal dari Irak dengan latar Al-Qaidah.

Ini cukup menarik, mengapa AS bisa menyebut Jabhah Nushrah berakar dari Al-Qaidah? Seorang sumber gerakan Islam di Suriah menjelaskan bahwa, betul, memang, kelompok ini dari Irak yang bergabung dengan Ikhwan Suriah, lalu membentuk Jabhah Nushrah.

Jadi, lantaran punya keterkaitan dengan Al-Qaidah Irak itulah, ujar sang sumber, dengan pede AS menyebutnya sebagai kelompok “teroris” yang menggunakan “baju baru” bernama Jabhah Nushrah.

Ini, kata sumber tadi, adalah sinergi dan “perkawinan” yang pas, lantaran sebelumnya Ikhwan sudah mengakar di tengah masyarakat Suriah. Karenanya kelompok ini cepat popular, mendapat dukungan banyak pihak dan masyarakat luas, termasuk para ulama yang menginginkan perubahan dengan solusi Islam.


Bergabungnya Mujahidin Irak seakan menyuntikkan “vitamin” dan “amunisi” bagi  tegaknya Islam di Bumi Syam. Ini merupakan sebuah alternatif sekaligus solusi jitu dan menjadi menarik minat bagi banyak kelompok Islam di Suriah.

Jadi, sejatinya gerakan ini gabungan Mujahidin Irak dengan Ikhwan di Suriah, lalu mereka bersama-sama membentuk Jabhah Nushrah. Karena itulah AS menyebut Jabhah Nushrah punya afiliasi dengan Al-Qaidah Irak yang dikelompokkan sebagai “teroris”.

Jabhah Nushrah menginginkan tegaknya negara Islam di Suriah. Bagi Jabhah Nushrah, jika dengan jalan militer dan perang bisa membentuk negara dan khilafah Islamiyah, mengapa harus lewat parlemen dan demokrasi yang realitanya mempromosikan ideologi kafir?

Hasil Referendum Mesir: Raih Suara 66,9% Pendukung Mursi Menang !!

Cahaya terang hasil referendum konstitusi mulai terlihat. Menurut pantauan situs berita http://www.rassd.com/dostour/ sampai Ahad pagi ini (04.36 WIB) hasil sementara Referendum menunjukan: Rakyat yang setuju (Ya: 66,9%) sedang yang menolak (Tidak: 33 %).

Referendum yang menentukan disetujui tidaknya draft Konstitusi baru Mesir digelar secara bertahap. Untuk wilayah Luar Negeri dilaksanakan Rabu
(12/12) sedang dalam negeri ada dua tahap: Tahap I (Sabtu 15/12) untuk wilayah Kairo, Alexandria, Al Daqhaleya, Al Gharbeya, Al Syarqeya, Asyuth, Shohag, Aswan, Sinai Utara & Selatan. Sedang Tahap II untuk wilayah selain itu Sabtu depan (22/12).

Referendum kali ini hakikatnya adalah pertarungan 2 kekuatan besar. Antara kejujuran dengan konspirasi jahat. Mau kemana Mesir pasca Revolusi? Kroni Mubarak dengan konspirasi global mati-matian dengan menghalalkan segala cara ingin menghadang laju revolusi yang dipimpin Presiden Muhammad Morsi. Konstitusi baru yang sedang direferendum ini kalau disetujui rakyat maka itu akan menjadi kuburan massal bagi kroni Mubarak karena ada pasal larangan bagi mereka terjun ke politik selama 10 tahun.

Syeikh Yusuf Qaradhawi: Jauhi Segala Hal Yang Berhubungan Dengan Natal

Nilai taujih yang disampaikan oleh Syeikh Yusuf Al Qardhawi di stasiun televisi Qatar, beberapa tahun yang lalu. Isi taujihnya dengan jelas dan tegas melarang umat Islam untuk terlibat dalam kegiatan Natal. Berikut petikannya.

“Saudara-saudara,

Saya ingin berbicara berbicara tentang apa yang sedang terjadi di sekeliling kita sekarang ini. Saya ingin bertanya bagaimana bentuk rupa masyarakat kita hidup di negara dimana ada Muslim dan Kristen. Apa yang terjadi di toko-toko dan di jalan-jalan Doha (misalnya); semua perayaan yang disebut kelahiran Yesus, atau Natal? Seolah-olah kita hidup di negara Eropa Kristen.
Kita bahkan tidak merayakan kelahiran dari Nabi Muhammad, tetapi kita merayakan Natal?! Pohon Natal, 4 atau 5 meter, yang didirikan di toko-toko, dan tokok-toko itu dimiliki oleh keluarga muslim. Apa ini?! Ini berarti bahwa umat ini meninggalkan identitasnya yang muslim. Islam menginginkan kita untuk mempertahankan keunikan Islam.

Orang-orang Krsiten mencegah kita membangun kubah masjid dan mereka akan melarang pembangunan masjid-masjid. 41% dari orang-orang yang disurvei di Prancis [mendukung] mencegah pembangunan masjid, sementara 47% mendukung pelarangan kubah serta masjid.

Apakah umat Islam di Eropa dan Amerika –dan jutaan mereka di beberapa negara—dapat merayakan Ramadhan dan Hari libur Islam di pusat-pusat kota, seperti beberapa orang di Arab dan negara-negara Muslim dan kota-kota, di Jazirah Arab? Bisakah dibayangkan apa yang terjadi dengan umat ini?!

Saya menyerukan kepada para pemilik toko ini. Orang yang ingin membeli akan datang, mengapa Anda berpura-pura untuk merayakan sebuah agama yang bukan milik Anda, ketika mereka mencegah kita dari melakukan ritual kita? Mereka mencegah kita dari membangun kubah masjid yang indah, yang dianggap sebagai bagian dari arsitektur yang indah, terlepas dari aspek agama.

Saudara-saudara,

Saya ingin menyampaikan pesan, dan memperingatkan umat Islam bahwa hal ini— adalah dilarang, memalukan, dan tidak pantas. Ini menunjukkan kebodohan dan ketidaktahuan kita tentang Islam.”

Analisis Intelijen Amerika: Masa Depan di Palestina Milik Hamas

Sebuah analisis intelijen Amerika menegaskan bahwa pimpinan-pimpinan bangsa Palestina tunduk kepada perubahan besar yang terjadi di gerakan Hamas yang popularitasnya naik. Sementara pesaingnya Fatah mengalami penurunan terus menerus.

Analisis yang dilansir oleh portal Startfort Intelejencia Internasional Stratfor Global Intelligence yang dikepalai oleh George Fridman, dosen di akademisi pertahanan nasional Amerika bahwa kunjungan Mahmud Abbas dan Ketua Biro Politik Hamas, Khalid Misy’al ke Turki belakangan menunjukkan usaha kedua kedua pihak untuk mengakhiri perpecahan.
Analisis menegaskan, sebenarnya Israel bisa mencegah naiknya popularitas Hamas namun hal itu tidak mungkin dilakukan di tengah situasi Arab Spring dan naiknya kelompok Islam sehingga popularitas Hamas makin tak terbendung. Bukti naiknya popularitas Hamas adalah selama agresi Israel ke Jalur Gaza  terakhir pada November lalu.

Analisis menambahkan, kunjungan Misy’al ke Gaza pasca agresi Israel setelah sebelumnya dilarang selama setengah abad kira-kira menambahkan dukungan kepada Hamas terutama larangan itu berlaku selama di pemerintahan rezim Husni Mubarak.

Apalagi Hamas kini makin diakui oleh pemain di wilayah regional kepada Hamas seperti Doha, Amman, dan negara-negara Arab lainnya.

Analisis Amerika ini mengisyaratkan, Misy’al berhasil menguatkan Hamas selama Miladnya sepekan lalu yang dihadiri oleh delegasi-delegasi dan tokoh penting luar negeri ketika sang pemimpin itu menegaskan bahwa kini sudah waktunya Hamas dan Fatah mengakui kesalahannya dan kembali kepada persatuan. Hamas pun mendukung Palestina sebagai negara non anggota di PBB.

Selama ini usaha menyatukan Fatah dan Hamas berakhir gagal karena keberpihakan negara-negara Arab kepada kepentingan Fatah, kecuali Damaskus dan Teheran namun Arab Spring mengubah segalanya.

Selain itu, Turki juga menekan Abbas agar mengambil inisiatif dalam urusan internasional dan memberikan peluang kepada Hamas terutama di Tepi Barat agar bermain peran dalam urusan pemerintah dalam negeri.

Abbas yang berkunjung ke Turki juga sadar benar akan dukungan Turki kepada Hamas dan kemampuannya untuk bekerja bersama-sama dengan Fatah dan tidak boleh mengesampingkan Hamas.

Bahkan Fatah dan Hamas sepakat memberikan izin memperingati milad Hamas ke-25 di Tepi Barat dan sebaliknya Fatah juga akan memperingati miladnya bulan depan di Gaza.

Menurut analisis intelijen Amerika ini, Fatah memanfaatkan kemenangan Hamas dengan memperkuat sikapnya ke PBB.

Pada saat Hamas naik popularitasnya, Fatah justru kini identik dengan tokoh-tokoh tua dan korup.

Analisis ini menegaskan, Israel menyadari bahwa Hamas akan kembali menanjak popularitas secara bertahap di wilayah Palestina karena perubahan-perubahan politik di kawasan.

Kokohnya Cinta dalam Perjuangan IM+Salafy di Mesir

By: Nandang Burhanudin
***

Jala-jala CINTA yang ditebar IM dan Salafy di Mesir, berbuah manis hari ini, berupa:

1. Loyalitas dan Soliditas kader IM dan Salafy hingga rela mengorbankan apa saja termasuk meregang nyawa demi membela sebuah prinsip, memperjuangkan Al-HAQ melawan kebatilan.
Mungkin untuk sebagian orang -termasuk HT dan Salafy ekstrim Saudi- UU Mesir adalah buatan manusia-thaghut-dan haram untuk dijalankan. Tapi jika kita telaah isi dari UU tersebut, nampak jelas PERGUMULAN EKSISTENSI antara kaum SEPILIS dan Islam ambigu dengan ISLAMIS
HARAKI. Mengapa disebut pergumulan eksistensi? Karena kaum SEPILIS memahami, jika UU itu lolos, maka Mesir mengalami NEW ERA. Hal yang sangat ditakutkan rejim-rejim di wilayah TELUK dan tentu Israel.
Tentu kerelaan berkorban akan dianggap sebagai KEKONYOLAN. Hal ini sangat wajar, bagi sebuah konsep dakwah yang baru sebatas menebar PERANG di tataran WACANA, KLAIM, dan SLOGAN. Apatah lagi bagi jiwa-jiwa yang sudah berada di zona nyaman dan lebih memilih hidup di area AMAN kendati sepatutnya ia menjadi yang terdepan melawan KEBATILAN.

2. AS dan BARAT mengkaji ulang tentang kebijakan mendukung kaum SEPILIS. Dubes AS yang di balik layar memodali kaum SEPILIS, kembali RAGU untuk melengserkan Moursi dan membatalkan amandemen Konstitusi. Tentunya setelah melihat BERDUYUNnya para pendukung Moursi dan pendukung amandemen Konstitusi yang jumlahnya melebihi seperempat rakyat Mesir. Akhirnya bahasa KEMENLU AS adalah: "Mendukung apa yang diinginkan rakyat Mesir, dan tidak ikut campur terhadap kebijakan dalam negeri Mesir."


Mendengar demikian, Elbaradai-Amr Mousa-Hamdi Shabahin KETAR-KETIR. Perpecahan di kalangan SEPILIS pun tak terelakkan. Kader-kader mudanya banyak yang mengundurkan diri. Terlebih saat penyerangan dan pengepungan Masjid di Iskandariyah, NURANI mereka sebagai muslim-dan fitrah sebagai manusia normal, menolak pengrusakan dan aksi anarkis yang sudah tidak manusiawi lagi.

Terlebih saat melihat di lapangan semua plan-plan yang direncanakan GAGAL TOTAL. Mulai dari:

Plan A: Makar untuk membatalkan referendum===> GAGAL

Plan B: Makar untuk menunda referendum===> GAGAL
Plan C: Propaganda untuk Memboikot referendum===> GAGAL
PLan D: Menebar dusta dan menyebarluaskan foto copy UU yang sudah diubah dan dipalsukan untuk mengelabui rakyat===> GAGAL
Plan E: Memasang iklan di berbagai media agar rakyat tetap ikut serta di referendum dengan mencontreng pilihan "Tidak"===> GAGAL
Plan F: Melakukan aksi-aksi curang di TPS-TPS dan menyebarluaskannya di media untuk menipu rakyat===> GAGAL

3. Militer tidak tergoda untuk mendukung kaum SEPILIS. TEntu setelah sebelumnya militer bersikap WAIT and SEE, melihat dukungan berjuta-juta rakyat MEsir yang solid-loyal, PLUS tidak ada tindakan anarkisme yang dilakukan kader-kader IM-SALAFY kendati kantor-kantor IM-PARTAI-Markaz-markaz Dakwah dirusak dan berguguran korban jiwa. Kader-kader IM-Salafy lebih memilih JALUR DAMAI dan tidak terpancing EMOSI melakukan tindakan yang sama sesuai skenario kaum SEPILIS.

Melihat kenyataan demikian, militer tentu lebih memihak langkah-langkah konstitusional daripada dicatat sejarah sebagai PENGHANCUR BANGSA dan NEGARA MESIR. Kendati di lapangan ada kesan PEMBIARAN terhadap pengrusakan, aksi anarkisme, dan teror di masyarakat Mesir.

Prof. Dr. Hasanin Haikal mengatakan, "Saya berduka dengan kondisi Mesir. Orang yang berambisi menjatuhkan Moursi, adalah orang yang tidak paham apapun tentang Mesir. Ikhwan dan 18 juta warga Mesir (anggota IM), sama sekali tidak akan membiarkan Moursi dijatuhkan. Mereka akan mempertahankannya, hingga siap menghadapi kemungkinan terpahit: perang saudara. Moursi tidak akan jatuh. Apa yang terjadi berupa kekacauan dan kisruh, hanyalah upaya-upaya pihak luar untuk membuat Mesir chaos setelah mereka gagal di TPS-TPS."

Kami Resah karena Hamas Kembali ke Arena Tepi Barat

Perasaan pesimis menggelayuti para pengamat Israel di badan keamanan, media massa dan badan intelijen militernya. Mereka menyaksikan gelombang massa ribuan pendukung Hamas di jantung kota Nablus untuk menghadiri festival milad Hamas ke-25.

Festival milad Hamas ini digelar setelah beberapa tahun dilarang oleh badan keamanan Otoritas Palestina, bahkan seluruh aktivitasnya dilarang, disamping aksi penangkapan kader mereka,

penutupan lembaga dan pemecatan pegawai pemerintah dari kader Hamas. Semua yang dilakukan Otoritas Palestina ini atas koordinasi keamanan dengan badan intelijen dalam negeri Israel “Shabak”.

Peristiwa milad yang diramaikan oleh ribuan massa ini mengagetkan badan keamanan Israel yang selama ini meyakini bahwa koordinasi keamanan (otoritas Palestina dan Israel), pengejaran kader-kader hamas menjamin akan mengakhiri keradaan Hamas di lapangan. Namun halaman umum, pasar-pasar dan rumahnya yang kemarin menampung ribuan pendukung Hamas di hari miladnya menunjukkan ada perimbangan baru. Itu menunjukkan Hamas sangat sulit dihabisi dan ia lebih kuat dari sekedar dihadapkan oleh tantangan. Kini Hamas sudah seperempat abad usianya.


Inilah pandangan pengamat militer Israel di harian Yediot Aharonot, Alex Fishman yang pernah mengatakan pasca pembunuhan Syekh Ahmad Yasin bahwa Hamas seperti tokoh fiktif yang setiap dipotong kepalanya akan tumbuh tiga kepala.


Dalam dialog di TV 10 Israel, mantan pejabat di Shabak Eyal Hason menegaskan, Hamas membaik dalam memanfaatkan perubahan. Semua yang terjadi di kawasan Arab saat ini selalu berpihak kepada Hamas sejak terjadi Arab Spring hingga agresi Israel ke Gaza terakhir.


Hason mengisyaraktn, kemenangan Mursi dan munculnya bintang Erdogan adalah perubahan yang berpihak kepada Hamas di kawasan. Ia menilai, kembalinya Hamas di Tepi Barat dengan kuat di Nablus, Hebron dan lainnya menegaskan rapuhnya badan keamanan otoritas Palestina dalam menghilangkan Hamas meski didukung logistik oleh Israel. Jika ada pemilu politik bersih ke depan, Hamas akan menjadi terdepan kembali.


Sementara wartawan Israel Rony Shaked yang juga pengamat politik di harian Yediot Aharonot dan mantan tokoh di Shabak khusus mengamati Hamas bahwa pertempuran di Gaza dan kemenangan Hamas menjadi faktor pendukung besar Hamas. Hamas adalah perlawanan dan akidah dalam waktu yang sama, tidak pernah pesimis dalam kondisi apapun, meski mereka mendapatkan perlakukan kasar dan represif dari otoritas Palestina bahkan itu dimanfaatkan dengan baik. Hamas memiliki jaringan besar dari para syekh, ulama, politisi, parlemen dan menteri di publik Palestina.

Keteladanan Shalahuddin Al-Ayyubi dalam Perang Salib


Oleh: Agung Pribadi (Historivator)

Bermula dari perebutan wilayah Palestina, peperangan pasukan Kristen-Islam berlangsung sekitar 174 tahun. Bagaimana akhlaq Islam dari peristiwa ini?


Pemandangan mengagumkan akan terlihat. Beberapa orang lelaki kami memenggal kepala-kepala musuh; lainnya menembaki mereka dengan panah-panah, sehingga mereka berjatuhan dari menara-menara; lainnya menyiksa mereka lebih lama dengan memasukkannya ke dalam api menyala. Tumpukan kepala, tangan, dan kaki terlihat di jalan-jalan kota. Kami berjalan di atas mayat-mayat manusia dan kuda. Tapi ini hanya masalah kecil jika dibandingkan dengan apa yang terjadi di Biara Sulaiman, tempat dimana ibadah keagamaan kini dinyanyikan kembali. Di sana, para pria berdarah-darah disuruh berlutut dan dibelenggu lehernya.â€



Kisah di atas bukan skenario film yang fiktif, tapi sungguh-sungguh pernah terjadi. Itu adalah pengakuan seseorang bernama Raymond, salah satu serdadu Perang Salib I. Pengakuan ini didokumentasikan oleh August C Krey, penulis buku The First Crusade: The Accounts of Eye-Witnesses and Praticipants (Princeton and London: 1991).

Bagi kaum Muslimin, Perang Salib I (1096-1099) memang menyesakkan. Menurut catatan Krey, hanya dalam tempo dua hari, 40.000 kaum Muslimin dan Yahudi di sekitar Palestina, baik pria maupun wanita, dibantai secara massal dengan cara tak berperikemanusiaan. Cara pembantaiannya tergambar dalam pengakuan Raymond di atas.


Sepak Terjang Tentara Salib


Sejak tentara Islam yang dipimpin Khalifah Umar bin Khattab (638 M) yang berhasil membebaskan Palestina dari dari kekaisaran Byzantium (Romawi Timur) sampai abad ke-11 M, Palestina berada di bawah pemerintahan Islam dan merupakan kawasan yang tertib dan damai. Orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Islam hidup bersama. Namun kedamaian itu seolah lenyap ditelan bumi begitu Tentara Salib datang melakukan invasi.


Ceritanya bermula ketika orang-orang kekhalifahan Turki Utsmani merebut Anatolia (Asia Kecil, sekarang termasuk wilayah Turki) dari kekuasaan Raja Byzantium, Alexius I. Raja ini kemudian minta tolong kepada Paus Urbanus II, guna merebut kembali wilayah itu dari cengkeraman kaum yang mereka sebut â€Å“orang kafirâ€.


Paus Urbanus II segera memutuskan untuk mengadakan ekspedisi besar-besaran yang ambisius (27 November 1095). Tekad itu makin membara setelah Paus menerima laporan bahwa Khalifah Abdul Hakim—yang menguasai Palestina saat itu—menaikkan pajak ziarah ke Palestina bagi orang-orang Kristen Eropa. â€Å“Ini perampokan! Oleh karena itu, tanah suci Palestina harus direbut kembali,†kata Paus.


Perang melawan kaum Muslimin diumumkan secara resmi pada tahun 1096 oleh Takhta Suci Roma. Paus juga mengirim surat ke semua raja di seluruh Eropa untuk ikut serta. Mereka dijanjikan kejayaan, kesejahteraan, emas, dan tanah di Palestina, serta surga bagi para ksatria yang mau berperang.


Paus juga meminta anggota Konsili Clermont di Prancis Selatan—terdiri atas para uskup, kepala biara, bangsawan, ksatria, dan rakyat sipil—untuk memberikan bantuan. Paus menyerukan agar bangsa Eropa yang bertikai segera bersatu padu untuk mengambil alih tanah suci Palestina. Hadirin menjawab dengan antusias, â€Å“Deus Vult!†(Tuhan menghendakinya! )


Dari pertemuan terbuka itu ditetapkan juga bahwa mereka akan pergi perang dengan memakai salib di pundak dan baju. Dari sinilah bermula sebutan Perang Salib (Crusade). Paus sendiri menyatakan ekspedisi ini sebagai â€Å“Perang Demi Salib†untuk merebut tanah suci.


Mobilisasi massa Paus menghasilkan sekitar 100.000 serdadu siap tempur. Anak-anak muda, bangsawan, petani, kaya dan miskin memenuhi panggilan Paus. Peter The Hermit dan Walter memimpin kaum miskin dan petani. Namun mereka dihancurkan oleh Pasukan Turki suku Seljuk di medan pertempuran Anatolia ketika perjalanan menuju Baitul Maqdis (Yerusalem).


Tentara Salib yang utama berasal dari Prancis, Jerman, dan Normandia (Prancis Selatan). Mereka dikomandani oleh Godfrey dan Raymond (dari Prancis), Bohemond dan Tancred (keduanya orang Normandia), dan Robert Baldwin dari Flanders (Belgia). Pasukan ini berhasil menaklukkan kaum Muslimin di medan perang Antakiyah (Antiokia, Suriah) pada tanggal 3 Juni 1098.


Sepanjang perjalanan menuju Palestina, Tentara Salib membantai orang-orang Islam. Tentara Jerman juga membunuhi orang-orang Yahudi. Rombongan besar ini akhirnya sampai di Baitul Maqdis pada tahun 1099. Mereka langsung melancarkan pengepungan, dan tak lupa melakukan pembantaian. Sekitar lima minggu kemudian, tepatnya 15 Juli 1099, mereka berhasil merebut Baitul Maqdis dari tangan kaum Muslimin. Kota ini akhirnya dijadikan ibukota Kerajaan Katolik yang terbentang dari Palestina hingga Antakiyah. .


Teladan Shalahuddin Al-Ayyubi


Pada tahun 1145-1147Â berlangsung Perang Salib II. Namun pada peperangan ini tidak terjadi pertempuran berarti karena ekspedisi perang tentara Eropa yang dipimpin oleh Raja Louis VII dari Perancis gagal mencapai Palestina. Mereka tertahan di Iskandariyah lalu kembali ke negara asalnya.


Perang besar-besaran baru terjadi sekitar empat dasawarsa berikutnya pada Perang Salib III (1187-1191). Pada masa itu, Kekhalifahan Islam terpecah menjadi dua, yaitu Dinasti Fathimiyah di Kairo (bermazhab Syi̢۪ah) dan Dinasti Seljuk yang berpusat di Turki (bermazhab Sunni). Kondisi ini membuat Shalahuddin Al-Ayyubi, panglima perang Dinasti Fathimiyah, merasa prihatin. Menurutnya, Islam harus bersatu untuk melawan Eropa-Kristen yang juga bahu-membahu.


Melalui serangkaian lobi, akhirnya Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil menyatukan kedua kubu dengan damai. Pekerjaan pertama selesai. Shalahuddin kini dihadapkan pada perilaku kaum Muslimin yang tampak loyo dan tak punya semangat jihad. Mereka dihinggapi penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). Spirit perjuangan yang pernah dimiliki tokoh-tokoh terdahulu tak lagi membekas di hati.


Shalahuddin lantas menggagas sebuah festival yang diberi nama peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tujuannya untuk menumbuhkan dan membangkitkan spirit perjuangan. Di festival ini dikaji habis-habisan sirah nabawiyah (sejarah nabi) dan atsar (perkataan) sahabat, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai jihad.


Festival ini berlangsung dua bulan berturut-turut. Hasilnya luar biasa. Banyak pemuda Muslim yang mendaftar untuk berjihad membebaskan Palestina. Mereka pun siap mengikuti pendidikan kemiliteran.


Shalahuddin berhasil menghimpun pasukan yang terdiri atas para pemuda dari berbagai negeri Islam. Pasukan ini kemudian berhasil mengalahkan Pasukan Salib di Hittin (dekat Acre, kini dikuasai Israel) pada 4 Juli 1187. Pasukan Kristen bahkan akhirnya terdesak dan terkurung di Baitul Maqdis.


Dua pemimpin tentara Perang Salib, Reynald dari Chatillon (Prancis) dan Raja Guy, dibawa ke hadapan Shalahuddin. Reynald akhirnya dijatuhi hukuman mati karena terbukti memimpin pembantaian yang sangat keji kepada orang-orang Islam. Namun Raja Guy dibebaskan karena tidak melakukan kekejaman yang serupa.


Tiga bulan setelah pertempuran Hittin, pada hari yang tepat sama ketika Nabi Muhammad diperjalankan dari Mekah ke Yerusalem dalam Isra’ Mi’raj (bertepatan 2 Oktober 1187), pasukan Shalahuddin memasuki Baitul Maqdis. Kawasan ini akhirnya bisa direbut kembali oleh pasukan Islam setelah 88 tahun berada dalam cengkeraman musuh.


Sejarawan Inggris, Karen Armstrong, menggambarkan, pada tanggal 2 Oktober 1187 itu, Shalahuddin dan tentaranya memasuki Baitul Maqdis sebagai penakluk yang berpegang teguh pada ajaran Islam yang mulia. Tidak ada dendam untuk membalas pembantaian tahun 1099, seperti yang dianjurkan Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 127: â€Å“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaran itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.â€


Permusuhan dihentikan dan Shalahuddin menghentikan pembunuhan. Ini sesuai dengan firman dalam Al-Qur`an: â€Å“Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah lagi dan agama itu hanya untuk Allah. Jika mereka berhenti (memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan lagi, kecuali terhadap orang-orang yang zhalim.†(Al-Baqarah: 193)


Tak ada satu orang Kristen pun yang dibunuh dan tidak ada perampasan. Jumlah tebusan pun disengaja sangat rendah. Shalahuddin bahkan menangis tersedu-sedu karena keadaan mengenaskan keluarga-keluarga yang hancur terpecah-belah. Ia membebaskan banyak tawanan, meskipun menyebabkan keputusasaan bendaharawan negaranya yang telah lama menderita. Saudara lelakinya, Al-Malik Al-Adil bin Ayyub, juga sedih melihat penderitaan para tawanan sehingga dia meminta Salahuddin untuk membawa seribu orang di antara mereka dan membebaskannya saat itu juga.


Beberapa pemimpin Muslim sempat tersinggung karena orang-orang Kristen kaya melarikan diri dengan membawa harta benda, yang sebenarnya bisa digunakan untuk menebus semua tawanan. [Uskup] Heraclius membayar tebusan dirinya sebesar sepuluh dinar seperti halnya tawanan lain, dan bahkan diberi pengawal pribadi untuk mempertahankan keselamatan harta bendanya selama perjalanan ke Tyre (Libanon).


Shalahuddin meminta agar semua orang Nasrani Latin (Katolik) meninggalkan Baitul Maqdis. Sementara kalangan Nasrani Ortodoks–bukan bagian dari Tentara Salib—tetap dibiarkan tinggal dan beribadah di kawasan itu.


Kemenangan tentara Islam yang dipimpin Shalahuddin membuat marah dunia Kristen. Mereka kemudian mengirimkan pasukan gabungan Eropa yang dipimpin Raja Perancis Phillip Augustus, Kaisar Jerman Frederick Barbarossa dan Raja Inggris Richard â€Å“Si Hati Singa†(the Lion Heart).


Pada masa ini pertempuran berlangsung sengit. Pada tahun 1194, Richard yang digambarkan sebagai seorang pahlawan dalam sejarah Inggris, memerintahkan untuk menghukum mati 3000 orang Islam, yang kebanyakan di antaranya wanita-wanita dan anak-anak. Tragedi ini berlangsung di Kastil Acre.


Suatu hari, Richard sakit keras. Mendengar kabar itu, Shalahuddin secara sembunyi-sembunyi berusaha mendatanginya. Ia mengendap-endap ke tenda Richard. Begitu tiba, bukannya membunuh, malah dengan ilmu kedokteran yang hebat Shalahudin mengobati Richard hingga akhirnya sembuh.


Richard terkesan dengan kebesaran hati Shalahuddin. Ia pun menawarkan damai dan berjanji akan menarik mundur pasukan Kristen pulang ke Eropa. Mereka pun menandatangani perjanjian damai (1197). Dalam perjanjian itu, Shalahuddin membebaskan orang Kristen untuk mengunjungi Palestina, asal mereka datang dengan damai dan tidak membawa senjata. Selama delapan abad berikutnya, Palestina berada di bawah kendali kaum Muslimin.


***


Perang Salib IV berlangsung tahun 1202-1204. Bukan antara Islam dan Kristen, melainkan antara Takhta Suci Katolik Roma dengan Takhta Kristen Ortodoks Romawi Timur di Konstantinopel (sekarang Istambul, Turki).


Pada Perang Salib V berlangsung tahun 1218-1221. Orang-orang Kristen yang sudah bersatu berusaha menaklukkan Mesir yang merupakan pintu masuk ke Palestina. Tapi upaya ini gagal total.


Kaisar Jerman, Frederick II (1194-1250), mengobarkan Perang Salib VI (1228), tapi tanpa pertempuran yang berarti. Ia lebih memilih berdialog dengan Sultan Mesir, Malik Al-Kamil, yang juga keponakan Shalahuddin. Dicapailah Kesepakatan Jaffa. Isinya, Baitul Maqdis tetap dikuasai oleh Muslim, tapi Betlehem (kota kelahiran Nabi Isa ‘alaihis-salaam) dan Nazareth (kota tempat Nabi Isa dibesarkan) dikuasai orang Eropa-Kristen.


Dua Perang Salib VII (1248-1254) dan Perang Salib VIII (1270) dikobarkan oleh Raja Perancis, Louis IX (1215-1270). Tahun 1248 Louis menyerbu Mesir tapi gagal dan ia menjadi tawanan. Perancis harus menyerahkan emas yang sangat banyak untuk menebusnya.


Tahun 1270 Louis mencoba membalas kekalahan itu dengan menyerang Tunisia. Namun pasukannya berhasil dikalahkan Sultan Dinasti Mamaluk, Bibars. Louis meninggal di medan perang.


Sampai di sini periode Perang Salib berakhir. Namun, beberapa sejarawan Katholik menganggap bahwa penaklukan Konstantinopel (ibukota Byzantium, Romawi Timur) oleh Sultan Muhammad II Al-Fatih dari Turki (1453) juga sebagai Perang Salib. Penaklukan Andalusia, kawasan Spanyol Selatan yang diperintah dinasti Bani Ummayyah, oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabella (1492), juga dianggap Perang Salib.*


[Agung Pribadi, Majalah Hidayatullah/www.hidayatullah. com]

Mengharukan, seorang bapak yang tujuh anaknya syahid di Damaskus

Penduduk muslim Suriah adalah bangsa yang besar. Mereka terkenal dengan kesabaran, ketegaran dan kekokohan mental mereka walau musibah bertubi-tubi menimpa mereka.

Salah satu contohnya adalah seorang bapak dari wilayah Kafr Zaituna, propinsi Homs. Ia bersama keluarganya mengungsi ke Nabuk, Damaskus pada saat gencar-gencarnya bombardir rezim terhadap kota Homs.

Kantor berita Ugarit News pada Sabtu (15/12/2012) meliput bapak yang mengagumkan tersebut. Sang bapak tengah melepaskan kepergian anaknya yang baru saja gugur. Ia merupakan anak ketujuh yang syahid dari putra-putra bapak tersebut.

Berdasar laporan kantor berita Ugarit News, bapak itu tidak hanya kehilangan tujuh anak yang gugur oleh serangan pengecut militer rezim Suriah. Istrinya sendiri telah gugur bersama lima orang cucunya. Selain itu ketiga keponakannya juga gugur. Total ia telah kehilangan lima belas orang anggota keluarganya selama dua puluh bulan berlangsungnya revolusi rakyat.


Laki-laki itu membuka kain kafan yang menutupi wajah putra ketujuhnya yang baru saja gugur oleh peluru tentara rezim Asad. Ia mencium wajah putranya dan tak kuasa menahan tangisnya. Beberapa kerabat dan wartawan yang menemaninya berusaha untuk menghiburnya.


"Segala puji bagi Allah ya Rabb...segala puji bagi Allah...segala puji bagi Allah," hanya itu yang terucap dari bibir kakek tua tersebut.

MASUK ISLAM SETELAH MENGETAHUI ADA BAKTERI DLM AIR LIUR ANJING

 
Seorang ilmuwan besar yg mendalami bidang bakteri berkunjung ke Mesir untuk menyekolahkan anaknya dan dia sendiri memperoleh pekerjaan dalam bidangnya tersebut. Pada suatu hari dia membaca buku hadist yg berhubungan dengan masalah kesehatan. Tiba-tiba dia tidak percaya ketika membaca hadist Nabi saw,
“Jika seekor anjing menjilat perkakas rumah salah seorang diantara kalian, maka cucilah alat (tempat) itu tujuh kali, satu kali diantara yg tujuh itu dicampur dengan tanah..”


Sejenak dia berdiam menatap hadist itu. Dalam dirinya mulai timbul pertanyaan-pertanyaan yg menggoda : Perintah mencuci tujuh kali itu memang harus dilakukan, dan merupakan kewajiban, namun mengapa Nabi masih menyuruh membasuh tempat itu satu kalinya dengan tanah? Tidakkah dengan memakai air saja sudah cukup?

Pertanyaan itu begitu menggoda. Tanpa menunggu waktu lagi, segera dia mengambil sebuah perkakas rumah dan membiarkannya dijilati anjing. Dia lalu mencucinya dengan air tujuh kali. Meneliti dengan meneropongnya dibawah mikroskop, dan yg terlihat : Berjuta-juta bakteri masih melekat di tempat itu. Bebarti mencuci dengan air tidaklah cukup untuk menghilangkan bakteri atau kuman-kuman penyakit anjing yg melekat ditempat itu.


Sekarang dia mencoba sekali lagi, mencuci tempat itu dengan debu. Dan setelah diteliti, ternyata, kuman-kuman telah hilang seluruhnya.


Pertanyaan yg timbul dibenaknya sekarang : Siapa yg memberitahukan hal ini kepada Muhammad? Padahal poenemuan rahasia bakteri baru diketemukan oleh Pasteur (1822-1895). Bukankah jauh sekali jarak antara Muhammad dengan Pasteur? Berarti penemuan Pasteur hanyalah mengulang penemuan lama, dimana Muhammad telah mengetahui bahwa bakteri atau kuman penyakit itu ada pada anjing dan dapat dihilangkan hanya dengan mempergunakan debu dan dibasuh dengan air enam kali. Siapa yg memberitahukan hakekat ilmiah ini kepada Muhammad? Tidak lain, Dialah ALLAH!!! ALLAH yg benar-benar menunjuk Muhammad saw sebagai utusan-NYA. Akhirnya ilmuwan itu masuk Islam bersama puterinya yg ikut di Kairo itu. (Bagaimana Aku Melihat ALLAH, 1982)

ALI ra vs Khawarij Cermin kebodohan Khawarij dalam memahami agama

1 Orang ALIM lagi FAQIH mengembalikan 2000 orang Khawarij dari 6000 Khawarij.
Khawarij begitu mudahnya menuduh Muslim lainnya dengan tuduhan Kafir meski mereka lebih banyak beribadah.

Kisah Ibnu Abbas berdiskusi dengan Khawarij. :


Ibnu ‘Abbas z berkata: “Orang-orang Khawarij memisahkan diri dari Ali z, berkumpul di satu daerah untuk keluar dari ke

taatan (memberontak) kepada khalifah. Mereka ketika itu berjumlah enam ribu orang.



Semenjak Khawarij berkumpul, tidaklah ada seorang yang mengunjungi Ali z melainkan dia berkata –mengingatkan beliau–: “Wahai Amirul Mukminin, mereka kaum Khawarij telah berkumpul untuk memerangimu.”

Beliau menjawab: “Biarkan mereka, aku tidak akan memerangi mereka hingga mereka memerangiku, dan sungguh mereka akan melakukannya.”


Hingga di suatu hari yang terik, saat masuk waktu dhuhur aku menjumpai Ali z. Aku berkata: “Wahai Amirul Mukminin, tunggulah cuaca dingin untuk shalat dhuhur, sepertinya aku akan mendatangi mereka (Khawarij) berdialog.”


‘Ali bin Abi Thalib z berkata: “Wahai Ibnu Abbas, sungguh aku mengkhawatirkanmu!”


Ibnu Abbas z: “Wahai Amirul Mukminin, janganlah kau khawatirkan diriku. Aku bukanlah orang yang berakhlak buruk dan aku tidak pernah menyakiti seorang pun.” Maka Ali z mengizinkanku.


“Jubah terbaik dari Yaman segera kupakai, kurapikan rambutku, dan kulangkahkan kaki ini hingga masuk di barisan mereka di tengah siang.”


Ibnu Abbas z berkata: “Sungguh aku dapati diriku masuk di tengah kaum yang belum pernah sama sekali kujumpai satu kaum yang sangat bersemangat dalam ibadah seperti mereka. Dahi-dahi penuh luka bekas sujud, tangan-tangan menebal bak lutut-lutut unta. Wajah-wajah mereka pusat pasi karena tidak tidur, menghabiskan malam untuk beribadah.”


Kuucapkan salam pada mereka. Serempak mereka menyambutku: “Marhaban, wahai Ibnu ‘Abbas z. Apa gerangan yang membawamu kemari?”


Aku berkata: “Sungguh aku datang pada kalian dari sisi sahabat Muhajirin dan sahabat Anshar, juga dari sisi menantu Rasulullah n,[2] yang kepada merekalah Al-Qur’an diturunkan dan merekalah orang-orang yang paling mengerti makna Al-Qur’an daripada kalian.”


Pembaca rahimakumullah, sebelum kita lanjutkan penuturan Ibnul Jauzi t, perhatikan sejenak jawaban Ibnu ‘Abbas z yang sarat makna dan penuh keindahan. Kata-kata itu sesungguhnya mutiara yang sangat berharga, yang mengingatkan akan kedudukan sahabat Muhajirin dan Anshar sekaligus nasihat bagaimana seharusnya prinsip seorang muslim dalam memahami Al-Kitab dan As-Sunnah yaitu: mengembalikan kepada pemahaman sahabat yang kepada merekalah Al-Qur’an diturunkan, dan merekalah orang yang paling mengerti Al-Kitab dan As-Sunnah. Dalam jawaban ini, beliau juga ingin tegaskan besarnya kedudukan Ali bin Abi Thalib z di sisi Allah l, sebagai menantu Rasulullah n. Mungkin dengan ini mereka menyadari kesesatan yang mereka berada di atasnya dan segera bertaubat untuk tidak memerangi Ali z.


Begitu mendengar ucapan Ibnu Abbas z yang penuh makna dan merupakan prinsip hidup –yang tentunya tidak mereka sukai karena menyelisihi prinsip sesat mereka–, berkatalah sebagian Khawarij memberi peringatan: “Jangan sekali-kali kalian berdebat dengan seorang Quraisy (yakni Ibnu ‘Abbas z, pen.). Sesungguhnya Allah l berfirman:


ﯬ ﯭ ﯮ ﯯ ﯰ


“Sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (Az-Zukhruf: 58)


Betapa bodohnya mereka gunakan ayat ini untuk mencela Ibnu Abbas z, padahal beliau lebih mengerti Al-Qur’an, sebagaimana Rasulullah n berdoa untuknya: “Ya Allah, faqihkan ia dalam agama dan ajarkanlah ia tafsir.”


Ibnul Jauzi t kembali melanjutkan riwayat kisah ini: Berkata dua atau tiga orang dari mereka: “Biarlah kami yang akan mendebatnya!”.


Aku berkata: “Wahai kaum, datangkan untukku alasan, mengapa kalian membenci menantu Rasulullah n beserta sahabat Muhajirin dan Anshar, padahal kepada merekalah Al-Qur’an diturunkan, Tidak ada pula seorang pun dari sahabat yang bersama kalian, dan ia (Ali z adalah orang) yang paling mengerti dengan tafsir Al-Qur’an?”


Mereka berkata: “Kami punya tiga alasan.”


Aku berkata: “Sebutkan (tiga alasan kalian).”


Mereka berkata: “Pertama: Sungguh dia telah jadikan manusia sebagai hakim (pemutus perkara) dalam urusan Allah l, padahal Allah l berfirman:




“…Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah l...” (Yusuf: 40)


Hukum manusia tidak ada artinya di hadapan firman Allah l.[3]


Aku berkata: “Ini alasan kalian yang pertama. Lalu apa lagi?”


Mereka berkata: “Adapun yang kedua, sesungguhnya dia telah berperang dan membunuh[4] tapi kenapa tidak mau menawan dan mengambil ghanimah? Kalau mereka (Aisyah dan barisannya) itu mukmin tentu tidak halal bagi kita memerangi dan membunuh mereka. Tidak halal pula tawanan-tawanannya.”


Ibnu Abbas z berkata: “Lalu apa alasan kalian yang ketiga?”


Mereka berkata: “Ketiga: Dia telah hapus sebutan Amirul Mukminin dari dirinya. Kalau dia bukan amirul mukminin (karena menghapus sebutan itu) berarti dia adalah amirul kafirin(pemimpin orang-orang kafir).”


Ibnu ‘Abbas z berkata: “Adakah pada kalian alasan selain ini?” Mereka berkata: “Cukup sudah bagi kami tiga perkara ini!”




Bantahan Ibnu ‘Abbas z atas kebodohan Khawarij


Pembaca rahimakumullah, lihatlah bagaimana Khawarij bermudah-mudah mengambil vonis kafir, dan mengambil sikap memberontak bahkan kepada khalifah Ar-Rasyid yang penuh keutamaan dan kemuliaan. Alasan-alasan mereka adalah syubhat yang sangat lemah dan menunjukkan kebodohan mereka dalam memahami Al-Kitab dan As-Sunnah serta an jauhnya mereka dari pemahaman sahabat.


Selanjutnya, mari kita simak bagaimana Ibnu Abbas z mendudukkan syubhat-syubhat tersebut.


Ibnu ‘Abbas z berkata: “Ucapan kalian bahwa Ali z telah menggunakan manusia dalam memutuskan perkara (untuk mendamaikan persengketaan antara kaum muslimin -pen), sebagai jawabannya akan kubacakan ayat yang membatalkan syubhat kalian. Jika ucapan kalian terbantah, maukah kalian kembali (kepada jalan yang benar)?”


Mereka berkata: “Ya, tentu kami akan kembali.”


Ibnu ‘Abbas z berkata: “Ketahuilah, sesungguhnya Allah l telah menyerahkan di antara hukum-Nya kepada hukum (keputusan) manusia, seperti dalam menentukan harga kelinci (sebagai tebusan atas kelinci yang dibunuh saat ihram[5].) Allah l berfirman:




“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan (hukum) dua orang yang adil di antara kamu, sebagai hadyu yang dibawa sampai ke Ka’bah, atau (dendanya) membayar kafarat dengan memberi makan orang-orang miskin, atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa yang kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa.” (Al-Maidah: 95)


Demikian pula dalam perkara perempuan dan suaminya yang bersengketa, Allah l juga menyerahkan hukumnya kepada hukum (keputusan) manusia untuk mendamaikan antara keduanya. Allah l berfirman:




“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal.” (An-Nisa: 35)


Maka demi Allah l, jawablah oleh kalian. Apakah diutusnya seorang manusia untuk mendamaikan hubungan mereka dan mencegah pertumpahan darah di antara mereka[6] lebih pantas untuk dilakukan, atau hukum manusia perihal darah seekor kelinci dan urusan pernikahan wanita? Menurut kalian manakah yang lebih pantas?”


Mereka katakan: “Bahkan inilah (yakni mengutus manusia untuk mendamaikan manusia dari pertumpahan darah) yang lebih pantas.”


Ibnu ‘Abbas z berkata: “Apakah kalian telah keluar dari masalah pertama?” Mereka berkata: “Ya.”


Ibnu Abbas melanjutkan: “Adapun ucapan kalian bahwa Ali z telah memerangi tapi tidak mau mengambil ghanimah dari yang diperangi dan tidak menjadikan mereka sebagai tawanan, sungguh (dalam alasan kedua ini) kalian telah mencerca ibu kalian (yakni Aisyah). [7]


Demi Allah l! Kalau kalian katakan bahwa Aisyah bukan ibu kita (yakni kafir), kalian sungguh telah keluar dari Islam (karena mengingkari firman Allah l). Demikian pula kalau kalian menjadikan Aisyah sebagai tawanan perang dan menganggapnya halal sebagaimana tawanan lainnya (sebagaimana layaknya orang-orang kafir), maka kalianpun keluar dari Islam. Sesungguhnya kalian berada di antara dua kesesatan, karena Allah l berfirman:




“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.” (Al-Ahzab: 6)


Ibnu Abbas z berkata: “Apakah kalian telah keluar dari masalah ini?”


Mereka menjawab: “Ya.”


Ibnu Abbas z berkata lagi: “Adapun ucapan kalian bahwasanya Ali z telah menghapus sebutan Amirul Mukminin dari dirinya, maka (sebagai jawabannya) aku akan kisahkan kepada kalian tentang seorang yang kalian ridhai, yaitu Rasulullah n. Ketahuilah, bahwasanya beliau di hari Hudaibiyah (6 H) melakukan shulh (perjanjian damai) dengan orang-orang musyrikin, Abu Sufyan dan Suhail bin ‘Amr. Tahukah kalian apa yang terjadi?


Ketika itu Rasulullah n bersabda kepada Ali z: “Wahai Ali, tulislah perjanjian untuk mereka.” Ali menulis: “Inilah perjanjian antara Muhammad Rasulullah…”


Segera orang-orang musyrik berkata: “Demi Allah l! Kami tidak tahu kalau engkau rasul Allah l. Kalau kami mengakui engkau sebagai rasul Allah l tentu kami tidak akan memerangimu.”


Rasulullah n bersabda: “Ya Allah l, sungguh engkau mengetahui bahwa aku adalah Rasulullah. Wahai Ali tulislah: Ini adalah perjanjian antara Muhammad bin Abdilah…’.” (Rasulullah memerintahkan Ali untukmenghapus sebutan Rasulullah dalam perjanjian, pen.)


Ibnu Abbas z berkata: “Demi Allah l, sungguh Rasulullah n lebih mulia dari Ali z. Meskipun demikian, beliau menghapuskan sebutan Rasulullah dalam perjanjian Hudaibiyah…” (Apakah dengan perintah Rasul menghapuskan kata Rasulullah dalam perjanjian kemudian kalian mengingkari kerasulan beliau? Sebagaimana kalian ingkari keislaman Ali karena menghapus sebutan Amirul Mukminin?)


Ibnu Abbas z berkata: “Maka kembalilah dua ribu orang dari mereka, sementara lainnya tetap memberontak (dan berada di atas kesesatan), hingga mereka diperangi dalam sebuah peperangan besar (yakni perang Nahrawan).”[8]


Demikian tiga syubhat Khawarij yang mereka jadikan sebagai alasan memberontak dan memerangi Ali z. Semua syubhat tersebut terbantah dalam dialog mereka dengan Ibnu ‘Abbas z. Maka selamatlah mereka yang mau mendengar sahabat dan menjadikan mereka sebagai rujukan dalam memahami Al-Kitab dan As-Sunnah. Sedangkan mereka yang tidak mau kembali pada sahabat Rasulullah n tetap dalam kebinasaan.


Hingga terjadilah pertempuran Nahrawan. Fitnah pun berlanjut dan terjadilah pembunuhan Khalifah Ar-Rasyid Ali bin Abi Thalib z.

TAUBATNYA SANG PENGGODA

 http://postmediamontreal.files.wordpress.com/2012/11/mahoney-sunset-4504.jpg
Rabi’ bin Khaitsam adalah seorang pemuda yang terkenal ahli ibadah dan tidak mau mendekati tempat maksiat sedikit pun. Jika berjalan pandangannya teduh tertunduk.

Meskipun masih muda, kesungguhan Rabi’ dalam beribadah telah diakui oleh banyak ulama dan ditulis dalam banyak kitab. Imam Abdurrahman bin Ajlan meriwayatkan bahwa Rabi’ bin Khaitsam pernah shalat tahajjud dengan membaca surat Al Jatsiyah. Ketika sampai pada ayat keduapuluh satu, ia menangis. Ayat itu artinya



, “Apakah orang-orang yang membuat kejahatan (dosa) itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka sama dengan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka. Amat buruklah apa yang mereka sangka itu!”

Seluruh jiwa Rabi’ larut dalam penghayatan ayat itu. Kehidupan dan kematian orang berbuat maksiat dengan orang yang mengerjakan amal shaleh itu tidak sama! Rabi’ terus menangis sesenggukan dalam shalatnya. Ia mengulang-ngulang ayat itu sampai terbit fajar.


Kesalehan Rabi’ sering dijadikan teladan. Ibu-ibu dan orang tua sering menjadikan Rabi’ sebagai profil pemuda alim yang harus dicontoh oleh anak-anak mereka. Memang selain ahli ibadah, Rabi’ juga ramah. Wajahnya tenang dan murah senyum kepada sesama.


Namun tidak semua orang suka dengan Rabi’. Ada sekelompok orang ahli maksiat yang tidak suka dengan kezuhudan Rabi’. Sekelompok orang itu ingin menghancurkan Rabi’. Mereka ingin mempermalukan Rabi’ dalam lembah kenistaan. Mereka tidak menempuh jalur kekerasan, tapi dengan cara yang halus dan licik. Ada lagi sekelompok orang yang ingin menguji sampai sejauh mana ketangguhan iman Rabi’.


Dua kelompok orang itu bersekutu. Mereka menyewa seorang wanita yang sangat cantik rupanya. Warna kulit dan bentuk tubuhnya mempesona. Mereka memerintahkan wanita itu untuk menggoda Rabi’ agar bisa jatuh dalam lembah kenistaan. Jika wanita cantik itu bisa menaklukkan Rabi’, maka ia akan mendapatkan upah yang sangat tinggi, sampai seribu dirham. Wanita itu begitu bersemangat dan yakin akan bisa membuat Rabi’ takluk pada pesona kecantikannya.


Tatkala malam datang, rencana jahat itu benar-benar dilaksanakan. Wanita itu berdandan sesempurna mungkin. Bulu-bulu matanya dibuat sedemikian lentiknya. Bibirnya merah basah. Ia memilih pakaian sutera yang terindah dan memakai wewangian yang merangsang. Setelah dirasa siap, ia mendatangi rumah Rabi’ bin Khaitsam. Ia duduk di depan pintu rumah menunggu Rabi’ bin Khaitsam datang dari masjid.


Suasana begitu sepi dan lenggang. Tak lama kemudian Rabi’ datang. Wanita itu sudah siap dengan tipu dayanya. Mula-mula ia menutupi wajahnya dan keindahan pakaiannya dengan kain hitam.


Ia menyapa Rabi’, “Assalaamu’alaikum, apakah Anda punya setetes air penawar dahaga?”


“Wa’alaikumussalam. Insya Allah ada. Tunggu sebentar.” Jawab Rabi’ tenang sambil membuka pintu rumahnya. Ia lalu bergegas ke belakang mengambil air. Sejurus kemudian ia telah kembali dengan membawa secangkir air dan memberikannya pada wanita bercadar hitam.


“Bolehkah aku masuk dan duduk sebentar untuk minum. Aku tak terbiasa minum dengan berdiri.” Kata wanita itu sambil memegang cangkir.


Rabi’ agak ragu, namun mempersilahkan juga setelah membuka jendela dan pintu lebar-lebar. Wanita itu lalu duduk dan minum. Usai minum wanita itu berdiri. Ia beranjak ke pintu dan menutup pintu. Sambil menyandarkan tubuhnya ke daun pintu ia membuka cadar dan kain hitam yang menutupi tubuhnya. Ia lalu merayu Rabi’ dengan kecantikannya.


Rabi’ bin Khaitsam terkejut, namun itu tak berlangsung lama. Dengan tenang dan suara berwibawa ia berkata kepada wanita itu,


“Wahai saudari, Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.” Allah yang Maha pemurah telah menciptakan dirimu dalam bentuk yang terbaik. Apakah setelah itu kau ingin Dia melemparkanmu ke tempat yang paling rendah dan hina, yaitu neraka?!


“Saudariku, seandainya saat ini Allah menurunkan penyakit kusta padamu. Kulit dan tubuhmu penuh borok busuk. Kecantikanmu hilang. Orang-orang jijik melihatmu. Apakah kau juga masih berani bertingkah seperti ini ?!


“Saudariku, seandainya saat ini malaikat maut datang menjemputmu, apakah kau sudah siap? Apakah kau rela pada dirimu sendiri menghadap Allah dengan keadaanmu seperti ini? Apa yang akan kau katakan kepada malakaikat munkar dan nakir di kubur? Apakah kau yakin kau bisa mempertanggungjawabkan apa yang kau lakukan saat ini pada Allah di padang mahsyar kelak?!”


Suara Rabi’ yang mengalir di relung jiwa yang penuh cahaya iman itu menembus hati dan nurani wanita itu. Mendengar perkataan Rabi’ mukanya menjadi pucat pasi. Tubuhnya bergetar hebat. Air matanya meleleh. Ia langsung memakai kembali kain hitam dan cadarnya. Lalu keluar dari rumah Rabi’ dipenuhi rasa takut kepada Allah swt. Perkataan Rabi’ itu terus terngiang di telinganya dan menggedor dinding batinnya, sampai akhirnya jatuh pingsan di tengah jalan. Sejak itu ia bertobat dan berubah menjadi wanita ahli ibadah.


Orang-orang yang hendak memfitnah dan mempermalukan Rabi’ kaget mendengar wanita itu bertobat.


Mereka mengatakan, “Malaikat apa yang menemani Rabi’. Kita ingin menyeret Rabi’ berbuat maksiat dengan wanita cantik itu, ternyata justru Rabi’ yang membuat wanita itu bertobat!”


Rasa takut kepada Allah yang tertancap dalam hati wanita itu sedemikian dahsyatnya. Berbulan-bulan ia terus beribadah dan mengiba ampunan dan belas kasih Allah swt. Ia tidak memikirkan apa-apa kecuali nasibnya di akhirat. Ia terus shalat, bertasbih, berzikir dan puasa.


Hingga akhirnya wanita itu wafat dalam keadaan sujud menghadap kiblat. Tubuhnya kurus kering kerontang seperti batang korma terbakar di tengah padang pasir.

KISAH LEBAH & LALAT

Mengapa LEBAH cepat menemukan Bunga...?
Sedangkan
LALAT cepat menemukan Kotoran ?

Karena naluri Lebah hanya untuk menemukan Bunga,
Sedangkan Naluri lalat hanya untuk menemukan Kotoran.

LEBAH tidak tertarik pada kotoran.
Sebaliknya, LALAT tidak tertarik pada harum dan keindahan bunga.


Alhasil, LEBAH kaya akan madu sedangkan LALAT kaya kuman penyakit.

Mengapa sebagian orang menjadi JAHAT dan sebagian org mnjd BAIK.

Karena orang jahat tidak tertarik pada hal-hal yg baik, Sebaliknya bila ada hal² yg jahat, menyakitkan, gosip, bohong, permusuhan, mereka jadi begitu bersemangat untuk menyebarkannya, mereka orang² yg mudah di profokasi tanpa pikir panjang langsung bereaksi.

Orang BAIK ialah orang yg tidak tertarik dan tak mau merespon akan hal-hal buruk, menyakiti, isyu yg tak jelas, semua hal yg berbau kejahatan yg sekalipun dilapisi isyu agama.

Apa yg dipikirkan akan menghslkan apa yg diliat, & apa yg diliat akan menghasilkan apa yg diperoleh.
Hidup ini sangat tergantung dengan Hati & Pikiran.

Jika Hati & Pikiran selalu Negatif maka apa saja yg dilihat akan selalu Negatif & hasilnya adalah penderitaan, sakit hati, kecewa. Iri hati, sirik

Ingin bahagia....?
Mulailah dgn Hati & Pikiran yg selalu Positif maka apa saja yg dilihat akan selalu Positif & hasilnya adalah kebahagiaan.

Komandan Militer Ikhwanul Muslimin di Aleppo, Suriah, Gugur dalam Sebuah Pertempuran Sengit

 Seorang komandan penting Mujahidin dari barisan Ikhwanul Muslimin di Provinsi Aleppo, Suriah utara gugur dalam pertempuran sengit pada Sabtu (15/12/2012).

Brigade Liwa al-Tawhid mengumumkan di halaman Facebook-nya tentang gugurnya Kolonel Yusuf al-Jader (Abu Furat) dalam pertempuran.


Abu Furat gugur  dalam pertempuran melawan pasukan rezim Bashar Asad saat “membebaskan ” satu akademi militer penting di Muslimiyeh, utara kota Aleppo.

Abu Furat yang pernah memimpin satu brigade tank dalam angkatan darat Suriah,  membelot dan bergabung dengan Brigade Liwa al-Tawhid, salah satu sayap militer Ikhwanul Muslimin di Suriah, setelah menempatkan istri dan anak-anaknya di satu daerah aman.

Setelah bergabung dengan Brigade Liwa al-Tawhid-Ikhwanul Muslimin, Abu Furat menjadi komandan operasi-operasi militer di Aleppo.


Ia sering bertempur di garis-garis depan dari medan-medan tempur penting seperti Salaheddin dan Seif al-Dawla, di kota Aleppo.


Abu Furat disenangi oleh para pendukungnya. Pembelotannya terhadap rezim Asad dibuktikannya dengan kesungguhan berjihad di medan perang–bahkan menjadi salah seorang Komandan di Aleppo–yang akhirnya menjadi pembuktian dan saksi gugurnya sang Mujahid saat pertempuran merebut salah satu Akademi Militer penting di Suriah.


“Saya mengusulkan Akademi Infantri itu diubah namanya menjadi Sekolah Pahlawan Abu Furat,” tulis salah seorang pendukung Mujahidin yang dikirim ke halaman Facebook Liwa al-Tawhid.


Abu Furat disambut baik dan memberikan perlindungan kepada beberapa tim AFP saat meliput perang Suriah di Aleppo.


Pada Sabtu (15/12/2012), kelompok Mujahidin hampir meraih satu kemenangan penting ketika mereka menguasai daerah luas akademi militer itu, kata kelompok pemantau Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah.


“Ini adalah salah satu dari akademi-akademi militer paling penting di Suriah,” kata Direktur Observatorium itu, Rami Abdel Rahman. (salam-online)

Referendum Mesir, Bukti Kokohnya Moursi

By: Nandang Burhanudin
***
Bismillah.
Moursi-IM-Salafy-dan koalisi kekuatan Islam bisa "sedikit bernafas lega"
atas hasil QC referendum yang mengatakan 59 % rakyat menerima
"Amandemen Konstitusi" dan 41 % menolak. Sebaliknya kaum Liberal-Sekuler yang
didukung minoritas Koptic dan Muslim ambigu, semakin "kebingungan" dan
memikirkan langkah strategis agar kemenangan kaum Islamiyun bisa dijegal
di fase kedua referendum, juga pada pemilihan anggota DPR 2 bulan yang
akan datang.

Selain menunjukkan kokohnya koalisi kekuatan Islam, suksesnya referendum
yang diraih kaum Islamiyun menjadi pertanda nyata semakin kuatnya
elektabilitas dan ketokohan Dr. Moursi, terutama di provinsi-provinsi
yang pada Pilpres pertengahan tahun 2012 tidak memilih Moursi.

Sedangkan angka 41 % penolakan terhadap amandemen Konstitusi
membuktikan bahwa realitas masyarakat Mesir belum sepenuhnya FUTUH dan ini
menuntut kerja keras aktivis Islam (IM+SALAFY) untuk semakin gencar
berdakwah dengan langkah nyata, massif, dan terukur. Mengingat angka
41 % memberi tanda adanya tiga kelompok besar rakyat Mesir yang:

1. Pro rezim Mubarak, yang merindukan era Mubarak kembali berkuasa. Ini
dimotori oleh para pejabat, kroni-kroni Mubarak, birokrasi, dan aparat yang banyak menikmati hak-hak privilage. Bukti-bukti nyata sangat mudah ditemukan, misalnya
aparat polisi yang dimotori beberapa perwira tinggi, pamen, dan perwira di
lapangan yang cenderung memihak oposisi. Dimana mereka MEMBIARKAN aksi
anarkisme terhadap Syaikh Mahlawi, pengepungan jamaah di masjid Asy-Syuhada Alexandria, penghancuran 28 kantor IM dan markaz-markaz Dakwah milik Salafy, pengeroyokan terhadap wartawan koran FJP (afiliasi ke partai FJP-IM), dan anarkisme kepada para pengikut Syaikh Hazim Ismail (pemimpin salafy Mesir). Namun pihak aparat begitu CEPAT dan GALAK saat ada pengrusakan kantor Partai Wafd
(sekuler) dengan menuduh pelakunya adalah pengikuti Syaikh Hazim Ismail.

2. Kaum Oportunis yang menunggangi eksponen Revolusi 25 Januari. Mereka diwakili kaum kaya dan borju, yang tidak menampakkan diri MENENTANG Moursi, namun diam-diam mendanai aksi anti Moursi. Tidak ada alasannya, selain alasan ekonomi dan kepentingan bisnis.

3. Kaum yang terkena propaganda. Termasuk salah satunya adalah Kristen Koptic. Padahal Moursi dengan keneragawanannya telah memberikan 9 jatah kursi di MPR Mesir (5 Kristen Ortodox, 2 Kristen Protestan, 2 Kristen Katholik), 1 di Wakil Presiden, 3 di Kementrian, dan dalam draft Konstitusi yang diamandemen, Kristen menjadi agama samawi minoritas yang dilindungi keberadaan dan keberlangsungannya oleh negara. Tapi, Kristen Koptik terkecoh propaganda hingga akhirnya tak sedikit Betrix, Pendeta, yang terhasut. Kebencian terus menerus dihembuskan, bahkan Majalah Rozer Yousef milik Koptik menyebut Moursi sebagai "FIR'AUN BERJANGGUT".

Termasuk yang terkena propaganda adalah umat Islam yang pikirannya menerapkan Wahyu Ilahi, namun kakinya tidak berpijak di bumi. Seperti mengawang. TIdak di langit tidak di bumi. Di saat seluruh elemen Muslim lain berjibaku melawan koalisi SEkuler-Liberal, tipe muslim demikian lebih memilih GOLPUT dan sibuk SENDIRI dengan konferensi-konferensi dan seminar-seminar. Alhamdulillah, jumlah mereka tak terlalu signifikan. Hingga tidak menggenapkan tidak juga mengganjilkan.

Di titik ini, kematangan dakwah IM+Salafy dan faksi-faksi Islam lain dituntut. Benar yang dikatakan Asy-Syahid Hasan Al-Banna, "Tugas sebagai dai bukan mencaci maki gubuk-gubuk akidah yang reyot dan usang. Tugas kita bukan menjelek-jelekkan keadaan dan sistemnya yang usang. Namun tugas kita adalah mendirikan istana akidah yang megah. Agar mereka-mereka bisa masuk ke dalamnya dengan sukarela, dan gubuk-gubuk akidah mereka yang reyot dan usang akan hancur oleh mereka sendiri, bukan oleh kita."

Oleh karena itu, IM-Salafy dan Poros Koalisi Kekuatan Islam bersepakat:
1. Bekerja sungguh-sungguh untuk menjadi pengawal Konstitusi dan produk-produknya yang konstitusional.
2. Memberikan suara "YA" atas amandemen konstitusi agar Mesir mengakhiri masa turbulensi, fokus membangun negeri, dan memfungsikan kembali lembaga-lembaga negara.
3. Melawan dengan TEGAS dan BERANI setiap aksi diktator yang anarkis dan merusak, baik merusak akhlak ataupun politik dengan cara-cara yang santun namun tetap tegas.
4. Mengetuk hati-hati dari jiwa-jiwa yang masih memiliki nurani untuk turun menyelamatkan bangsa mesir menuju bangsa Terhormat, MERDEKA, ADIL, dan SEJAHTERA.
5. Membuka DIALOG kepada seluruh parpol-elemen-tokoh-dan suku di Mesir untuk mencari solusi dari setiap perbedaan demi kesuksesan revolusi.
6. Mendukung kebersihan hukum dan keberanian menindak setiap perilaku jahat yang merusak ketenteraman dan keadilan rakyat Mesir.

Manchester City Miliki Delapan Pemain Muslim

Belum lama ini,Daily Mail mengulas alasan mengapa manajemen Newcastle United berkomitmen membangun mushala di Sports Direct Arena.

Itu lantaran manajer the Magpies, Alan Pardew menghormati delapan pemain Muslim yang memperkuat Newcastle. Alhasil Newcastle disebut sebagai klub Liga Primer Inggris yang memiliki pemain Muslim terbanyak.
Namun anggapan itu tidak sepenuhnya tepat. Pasalnya Manchester City juga memiliki delapan pemain Muslim. Hanya saja, empat di antaranya yang sering masuk skuat utama. Adapun empat pemain lainnya hanya menjadi penghuni manis bangku cadangan.
Malahan, karena ingin memberikan kesempatan berkembang, manajer Roberto Mancini meminjamkan pemain itu kepada klub lain.

Selain Habib Kolo Toure dan Yaya Toure, Samir Nasri, dan Edin Dzeko, penggawa the Citizens yang beragama Islam adalah Abdisalam Ibrahim, Mohammed Abu, Abdul Razak, dan Karim Rekik. Dua nama terakhir ini masuk ke dalam daftar pemain cadangan kala juara bertahan Liga Primer Inggris itu mengalahkan Newcastle, 3-1 pada akhir pekan lalu.

Abdul Razak adalah pemain Timnas Pantai Gading berusia 20 tahun. Sedangkan Karim Rekik naru berusia 18 tahun dan merupakan bek Timnas Belanda U-19 keturunan Tunisia. Bersama Razak, Rekik digadang-gadang sebagai pemain masa depan City.
Adapun Abdisalam sekarang dipinjamkan ke Stromsgodset dan merumput di Liga Norwegia. Meski lahir di Mogadishu, Somalia, gelandang berusia 21 tahun itu menjadi andalan Timnas Norwegia sejak U-15 hingga U-21.

Sementara, Mohammed Abu dipinjamkan ke Rayo Vallecano untuk merumput di La Liga Spanyol. Stok lini tengah yang melimpah membuat penggawa Timnas Ghana berusia 21 tahun itu harus tersingkir dari skuat City musim ini.

Satu lagi keberadaan direktur eksekutif pengembangan sepak bola yang juga mantan pemain City, Patrick Vieira, membuat sentuhan islami di klub itu semakin terlihat.

Sejak Syeikh Mansour menguasai Manchester City, taipan dari Uni Emirat Arab itu banyak mengeluarkan kebijakan yang memberikan pemain Muslim menjalankan ibadahnya dengan lebih leluasa. Membolehkan pemain berpuasa Ramadhan di tengah kompetisi adalah salah satunya. [rol]

Dimana Yahudi Terbesar Di Luar Israel?

Dinegara mana orang-orang Yahudi di luar Israel, yang jumlahnya paling banyak? Dan bagaimana dampaknya? Selama ini banyak yang tidak memiliki data dan mengetahui peta demografies orang-orang Yahudi di seluruh dunia.

Dan, nampaknya jumlah keberadaan orang-orang Yahudi itu, jumlah mereka, sebanding lurus dengan pengaruh mereka didalam berbagai bidang kehidupan.
Data-data ini dapat memberikan sebuah gambaran yang mendalam pada tingkat kebijakan setiap negara, yang berkaitan dengann politik, ekonomi, perdagangan, pertahanan-keamanan, budaya dan ilmu pengetahuan, teknologi-informasi, dan bahkann bidang pertanian.

Semakin banyak jumlah orang Yahudi di sebuah negara, semakin kuat pengaruhnya terhadap aspek-aspek kebijakan pemerintahan di sebuah negara. Ini sudah menjadi fakta yang sifatnya umum. Negara-negara yang jumlahnya penduduk Yahudi, cukup banyak, maka negara itu, sudah betul-betul berada dalam ‘genggaman’ golongan Yahudi.

Karena, mereka membangun jaringan yang sangat kuat, berdasarkan hubungan darah (ras), ideologi (agama), dan kepercayaan atau mitos bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan ‘tuhan’.

Inilah gambaran peta dimografies orang-orang Yahudi di seluruh dunia, setidaknya data ini, memuat sepuluh negara, yang paling banyak penduduknya orang Yahudi :

Tentu, yang pertama Israel, yang jumlah penduduknya 5.313.800 (40% dari total populasi Yahudi dunia). Di luar Israel, sepuluh negara yang jumlah Yahudinya paling banyak adalah :  Amerika jumlah Yahudi 5.275.000 jiwa (40% dari total populasi dunia), Perancis jumlah Yahudi 491.000 jiwa (3.8% dari total populasi Yahudi dunia), Canada jumlah Yahudi 373.000 jiwa (2.9% dari total populasi Yahudi dunia), Inggris jumlah Yahudi 297.000 jiwa (2.3% dari total populasi Yahudi dunia), Rusia 228.000 jiwa (1.7% dari total populasi Yahudi dunia), Argentina jumlah Yahudi 184.000 jiwa (1.4% dari total populasi Yahudi dunia), German jumlah Yahudi 118.000 jiwa (0,9% dari total populasi Yahudi dunia), Australia jumlah Yahudi 103 jiwa (0,8% dari total populasi Yahudi dunia), dan Brazil jumlah Yahudi 96.000 jiwa (0,7% dari total populasi Yahudi dunia).

Dari data ini golongan Yahudi yang paling banyak diluar Israel, yaitu di Amerika yang jumlahnya mencapai 5.275.000 jiwa (40% dari total populasi Yahudi dunia), maka Amerika sebagai negara ‘super power’, yang mempunyai pengaruh secara global, baik dibidang ekonomi, perdagangan, petahanan-keamanan, dan berdampak sangat luas.

Di Amerika yang sangat terkenal adanya ‘lobby’ Yahudi, yang sangat berpengaruh seperti AIPAC dan JAC, yang semuanya mempengaruhi kehidupan nasional Amerika. Jadi dengan jumlah golongan Yahudi yang banyak, dan sudah masuk dalam seluruh lembaga publik  yang ada di Amerika, maka melihat kondisi seperti ini, betapa Amerika sekarang ini, para pemimpin Israel sudah mengganggap Amerika sebagai tanah air mereka. Dan, Israel dengan mudah mendiktekan kebijakannya  terhadap negara dan pemerintah Amerika.

Selain itu, beberapa negara Eropa yang sangat strategis yaitu ‘Trioka’, Perancis, Inggris dan Jerman, terdapat populasi Yahudi yang besar (lihat jumlah daftar  Yahudi). Disamping Rusia yang sejak zamannya Tzar, orang-orang Yahudi sudah mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam kehidupan politik Rusia. Bahkan, sebagian pemimpin politik dan ideolog Partai Komunis Rusia adalah Yahudi. Seperti Karl Marx, Lenin, Stalin dan lainnya. Bahkan, sekarang orang terkaya kedua di Rusia, Roman Abromovich, yang memiliki club sepakbola Chelsea, tak lain, adalah Yahudi.

Semua negara Barat, yang tergabung dalam kelompok G.8 (Kelompok Negara Industri), di negara mereka masing-masing terdapat jumlah Yahudi yang banyak, dan umumnya mereka mempunyai pengaruh yang sangat penting. Namun, semuanya yang menjadi ‘episentrum’ (pusatnya) adalah di Tel Aviv. Sedangkan, negara-negara lainnya, seperti Amerika, Perancis, Canada, Inggris, Rusia, dan Jerman, mereka hanya menjadi ‘proxi’ (tangan) Israel.

Lihat dalam kasus konflik di Timur Tengah, sejak hadirnya Israel di tahun 1948, sampai perang 1956, 1967, 1973, agresi Israel di Lebanon 1982, perang di Lebanon Lebanon Selatan 2006, dan terakhir agresi Isrrael ke Gaza, semua menggunakan ‘proxy’, negara yang sudah dibawah bayang-bayang Israel. Sampai kapan keadaan ini dapat berubah? Terutama terhadap penjajahan rakyat Palestina?

KEKURANGAN BUKANLAH KENDALA UNTUK KETAATAN

Bismillah .. Rasanya MALU melihat foto seorang bapak ini. Di tengah KETERBATASAN FISIK, beliau begitu semangat menunaikan SHOLAT di MESJID ...

Padahal bisa saja ia SHOLAT dalam POSISI DUDUK melihat kondisi TUNGKAI KAKI KANANNYA yang TERPOTONG mulai dari bagian LUTUT KE BAWAH ...

Namun MASYA ALLAH, terlihat di salah satu MESJID PERKANTORAN, ia bersungguh-sungguh memperlihatkan keseriusan dalam posisi SHOLAT yang SEMPURNA. Bisa dibayangkan berdiri di atas SATU KAKI dalam WAKTU YANG TIDAK SEBENTAR ... Subhanallah ..!

Semoga gambar ini mampu memotivasi kita untuk lebih mensyukuri setiap anugerah yang telah Allah berikan ...

Termasuk mengingatkan kita akan keseriusan dalam ketaatan menuju Yang Maha Menggenggam Jiwa ...

... Yuk Kita Sempatkan Untuk Shalat MAGRIB DI AWAL WAKTU dan DI MASJID sahabat2 ku tercinta ... Kalau bisa Kita biasakan setiap hari secara istiqomah ... Setelah selesai dan dzikir sehabis shalat, sempatanlah shalat dua raka'at (shalat sunnat) .. badiyah magrib .. lakukan dengan ikhlas dan pernuh keridha'an hati karena Allah semata ... lalu niatkan untuk istiqomah setiab habis shalat magrib, shalat badiyah ... sunnah mua'akad lho ..: )...

.. Pertama2 pasti berat .. Kalau berat, Coba kita latih dan paksakan diri agar bisa menjadi kebiasaan sehari2 .. kalau sudah biasa dan telah dapat menikmati-Nya .. tambahlah 2 raka'at dengan shalat sunnat Taubat .2 raka'at lagi .. latih lagi diri kita .. ALA BISA KARENA BIASA ... insya Allah .. keberkahan Rizki dari-Nya akan mengalir dan selalu mencukupi kebutuhan kita ..

aamiin ...

Ponpes El-Suchary Purbalingga Protes Atas Pemberitaan Terduga ‘Teroris’ di Kompas.com

Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfzhul Qur’an El-Suchary Purbalingga, Jawa Tengah, protes atas pemberitaan salah satu media berita online terkait dengan pemberitaan penangkapan terduga ”teroris” berinisial AZ.

Menurut Direktur Ponpes Tahfizhul Qur’an El-Suchary Purbalingga KH Ahmad Thoha Makhsun, terkait dengan pemberitaan situs kompas.com tertanggal 16-12-2012 dengan artikel berjudul “Terduga Pelaku Teror di Solo Ditangkap di Ponpes”, pihak Ponpes El-Suchary Purbalingga menyatakan protes dan keberatan, karena kejadian penangkapan bukan di Pesantren melainkan di luar pesantren.
”Berita dusta ini hanya diberitakan di kompas.com saja sedangkan media yang lain memberitakan kejadian sebenarnya bahwa penangkapan terjadi di luar pesantren,” ungkap KH Ahmad Thoha Makhsun dalam rilis yang dikirim ke redaksi salam-online, Senin (17/12/2012).

Ia melanjutkan, dengan menyebut penangkapan terjadi di pesantren, kompas.com telah menggiring opini publik untuk berpandangan negatif terhadap pesantren, khususnya Ponpes El-Suchary Purbalingga.

Selain itu, kata KH Thoha Makhsun, terduga AZ merupakan santri yang baru 2 bulan berada di pesantren El-Suchary.

”Dia ditangkap terkait dugaan peristiwa Solo yang terjadi jauh sebelum masuk pesantren kami,” imbuhnya. ”Kami tidak mengetahui bahwa santri kami tersebut menjadi target operasi Densus 88.”

Menurut KH Thoha Makhsun, pihaknya memastikan, tidak ada keterkaitan pesantren, yayasan, staf pengajar dengan penangkapan tersebut.

Ponpes El-Suchary, ujarnya, adalah sebuah lembaga yang sudah belasan tahun dikenal baik dan tidak bermasalah di semua instansi pemerintah serta masyarakat Purbalingga dan sekitarnya.

Karenanya, KH Thoha Makhsun menyatakan keberatan dengan pemberitaan yang cenderung tendensius, menyebarkan kebencian dan menyudutkan pesantrennya, sekalipun tidak menyebut nama pesantren.

“Kami berharap kompas.com bisa lebih proporsional, profesional, santun dan beradab dalam pemberitaan. Kami mendesak agar Kompas meralat kembali berita tersebut,” pintanya mengakhiri keterangan. (salam-online)

Para ulama membantah prediksi kiamat 21 Desember 2012

 
Banyak manusia berulang kali percaya akan prediksi hari kiamat akan terjadi pada hari tertentu yang diramal oleh para peramal. Tahun 2012 ini, semua ingat bahwa banyak peramal yang memprediksi akan terjadi kiamat pada tahun ini, yaitu pada Jum'at, 21 Desember. Para ulama Islam juga telah berulang kali menjelaskan kepada manusia akan bohongnya ramalan semacam ini.

Prediksi hari kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012, dibantah keras oleh para ulama Muslim. Mengatakan bahwa hal tersebut adalah kebohongan yang besar, dan mengkritik media-media yang berperan dalam menyebarkan isu ini.
Dalam Islam, meyakini akan adanya hari akhir atau kiamat adalah salah satu rukun iman yang harus diyakini oleh setiap Muslim. Tetapi, waktu kapan terjadinya tidak ada yang mengetahui kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Tidak ada yang tahu tentang kapan tepatnya waktu dan tanggal hari kiamat," ujar Qari Muhammad Hanif Jalandhri , kata seorang pejabat tinggi di Wafaq al-Madaris Pakistan, federasi seminar Islam terbesar di seluruh dunia, kepada harian Pakistan The News, pada Ahad (16/12/2012).

"Allah Subhanahu wa Ta'ala menyimpan rahasia ilmu tentang ini (hari kiamat) dan kekhususan (ilmu yang hanya Dia yang mengetahuinya -red) untuk diriNya sendiri."

Teks yang ditulis di atas batu oleh suku Maya mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012. Prediksi ini banyak menyesatkan manusia. Para ulama menganggapnya adalah kebohongan yang sangat besar, karena telah berani memprediksi sesuatu yang hanya Rabb semesta alam yang mengetahuinya.

Tetapi yang diketahui adalah tanda-tanda yang terjadi sebelum datangnya hari kiamat yang telah disampaikan oleh Rasulullah Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam.

"Nabi kita Muhammad (shalallahu 'alaihi wa sallam) telah memberitahu kita tentang tanda-tanda peringatan sebelum hari kiamat dan beberapa hal yang belum terjadi," kata Jalandhri.

"Jadi, prediksi apapun semacam itu adalah tidak berdasar dan sia-sia."

Hari kiamat adalah sesuatu yang pasti terjadi, tetapi kapan terjadinya tidak ada yang mengetahui kecuali Allah yang Maha Esa. Bagi setiap Muslim, hal tersebut tidak ada keraguan padanya, dan hal terpenting adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi hari akhir. (arrahmah)

Mengobati Luka Bakar

  
 Apabila kita bermain api dan tidak secara sengaja menyentuh api maka kulit kita akan merasakan panas dan sakit. Maka dari pada itu untuk mengobati luka bakar ada beberapa hal antara lain:



  1. Ambillah putih telurnya saja, kocoklah sampai berbuih dan dioleskan pada bagian yang terkena luka bakar tersebut.
  2. Kapur sirih dan minyak kelapa secukupnya diaduk lalu di pakai untuk mengobati luka tersebut.
  3. Buah papaya yang masih muda kita cuci bersih, kemudian di parut untuk dibalutkan pada luka tersebut.

Sabtu, 15 Desember 2012

Surat Rasulullah Untuk Heraclius Raja Romawi

Berikut Surat Rasulullah kepada Heraclius (Raja Romawi) -- yang dibawa oleh Dihyah al-Kalbi – teksnya berbunyi:

"Dengan nama Allah, Pengasih dan Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya kepada Heraclius pembesar Romawi. Salam sejahtera bagi yang mengikuti petunjuk yang benar. Dengan ini saya mengajak tuan menuruti ajaran Islam. Terimalah aj
aran Islam, tuan akan selamat. Tuhan akan memberi pahala dua kali kepada tuan. Kalau tuan menolak, maka dosa orang-orang Arisiyin—Heraklius bertanggungjawab atas dosa rakyatnya karena dia merintangi mereka dari agama—menjadi tanggungiawab tuan.
Wahai orang-orang Ahli Kitab. Marilah sama-sama kita berpegang pada kata yang sama antara kami dan kamu, yakni bahwa tak ada yang kita sembah selain Allah dan kita tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, bahwa yang satu takkan mengambil yang lain menjadi tuhan selain Allah. Tetapi kalau mereka mengelak juga, katakanlah kepada mereka, saksikanlah bahwa kami ini orang-orang Islam."

Ketika Rasulullah Saw mengirim surat kepada Kaisar Heraclius dan menyerukan kepada Islam. Pada waktu itu Kaisar sedang merayakan kemenangannya atas Negeri Persia.

Begitu menerima surat dari Rasulullah Saw, Sang Kaisar pun berkeinginan untuk melakukan penelitian guna memeriksa kebenaran kenabian Muhammad Saw. Lalu Kaisar memerintahkan untuk mendatangkan seseorang dari Bangsa Arab ke hadapannya. Abu Sufyan ra, waktu itu masih kafir, dan rombongannya segera dihadirkan di hadapan Kaisar.

Abu Sufyan pun diminta berdiri paling depan sebagai juru bicara karena memiliki nasab yang paling dekat dengan Rasulullah Saw. Rombongan yang lain berdiri di belakangnya sebagai saksi. Itulah strategi Kaisar untuk mendapatkan keterangan yang valid.

Maka berlangsunglah dialog yang panjang antara Kaisar dengan Abu Sufyan ra. Kaisar Heraclius adalah seorang yang cerdas dengan pengetahuan yang luas. Beliau bertanya dengan taktis dan mengarahkannya kepada ciri seorang nabi. Abu Sufyan ra juga seorang yang cerdas dan bisa membaca arah pertanyaan Sang Kaisar. Namun beliau dipaksa berkata benar walaupun berusaha memberi sedikit bias.

Di akhir dialog Sang Kaisar mengutarakan pendapatnya. Inilah ciri-ciri seorang nabi menurut pandangannya dan sebagaimana telah dia baca di dalam Injil. Ternyata semua ciri yang tersebut ada pada diri Rasulullah Saw.

Kaisar Heraclius telah mengetahui tentang Rasulullah Saw dan membenarkan kenabian beliau dengan pengetahuan yang lengkap. Akan tetapi ia dikalahkan rasa cintanya atas tahta kerajaan, sehingga ia tidak menyatakan keislamannya. Ia mengetahui dosa dirinya dan dosa dari rakyatnya sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah Saw.

Dengan kecerdasan dan keluasan ilmunya Kaisar bisa mengetahui kebenaran kenabian Rasulullah Saw. Bahkan Kaisar menyatakan : “Dia (maksudnya Rasulullah Saw) kelak akan mampu menguasai wilayah yang dipijak oleh kedua kakiku ini.” Saat itu Kaisar sedang dalam perjalanan menuju Baitul Maqdis.

Abu Sufyan ra menceritakan dialog ini setelah masuk Islam dengan keislaman yang sangat baik, sehingga hadits ini diterima. Kaisar lalu memuliakan Dihyah bin Khalifah Al-Kalby dengan menghadiahkan sejumlah harta dan pakaian. Kaisar pun memuliakan surat dari Rasulullah Saw, namun ia lebih mencintai tahtanya. Akibatnya, di dunia, Allah Swt memanjangkan kekuasaannya. Namun dia harus mempertanggungjawabkan kekafirannya di akhirat kelak.

SUmber : VOA ISLAM